Biografi Imam Malik r.a
gambar; rojaycreativ.blogspot.com
Sebagaimana
diketahui bersama bahwasanya Imam Malik r.a merupakan satu dari empat imam yang
madzhabnya diikuti oleh umat islam sedunia. Kepiawaiannya dalam menuntut ilmu
mengantarkannya sebagai seorang pakar hadis dan pakar fiqh yang diakui oleh
dunia.
Lahir
di Kota Madinah pada tahun 93 H, Imam Malik r.a sudah ditempa dalam keluarga
yang amat perhatian dengan ilmu. Ayahnya bernama Anas bin Malik bin Abi Amir al
Ashbahi al Humairi. Sedangkan ibunya bernama Aliyah binti as Syarik al Azdiyah.
Kakeknya termasuk sesepuh dan pembesar tabi’in. Ia telah meriwayatkan banyak
hadits dari Umar bin Khottob, tholhah, Aisyah, dan Abi Hurairoh, wafat pada
tahun 112 H.
Di
antara anggota keluarganya yang juga mempunyai perhatian cukup besar tentang
ilmu adalah pamannya, Nafi’ dan saudaranya, Nadhor. Imam Malik sendiri memulai
belajar menuntut ilmu sejak kecil atas petunjuk ibunya. Setelah menghafalkan
Alquran, Ia melanjutkan proses belajarnya dengan menghafalkan hadits. Tradisi pada
saat itu mengharuskan bagi setiap penuntut ilmu untuk mulazamah (hidup menemani
dan menetap bersama) terhadap seorang ulama sebagai panutan sekaligus membentuk
spiritualnya. Pada saat itu, Imam Malik untuk pertama kalinya bermulazamah dengan
Ibn Hurmuz (wafat tahun 148 H) selama tujuh tahun. Setelah itu Imam Malik r.a bermulazamah
kepada Nafi’ dan mampu menyerap banyak sekali ilmu darinya. Sampai cukup popular
hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik dari Nafi’ dari Ibn Umar termasuk
hadis yang paling shohih.
Beliau terkenal dengan sosok
yang penyabar, ikhlas dalam mencari ilmu, dan mempunyai daya ingat yang luar
biasa. Bahkan dalam satu majlis, Imam Malik mampu menghafal lebih dari 40
hadis.
Di antara kitab karyanya yang
paling terkenal adalah kitab al Muwattho’ yang ditulisnya hampir selama 40
tahun. Menurut Imam Syafi’i kitab yang paling shohih setelah Alquran adalah
kitab Muwattho’nya Imam Malik. Pendapat ini dikemukakan sebelum muncul kitab
shohihnya Imam Bukhori. Sedangkan menurut Imam Bukhori, sanad yang dinilai
paling shohih adalah riwayat Imam Malik dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar. Silsilah
sanad ini disebutnya sebagai ‘silsilah emas’. Dan banyak dikandung dalam kitab
Muwattho’.
Banyak sekali ulama dan imam
besar dunia yang ternyata berguru kepada Imam Malik. Semua ini tak terlepas
dari tempat tinggalnya yang berada di Madinah, di mana tempat paling strategis
bagi mereka yang menunaikan haji. Sehingga sembari melaksanakan ibadah haji,
mereka bisa belajar dan menuntut ilmu kepada ulama yang sedang bermukim di
sana. Di antara murid Imam Malik yang terkenal adalah Imam Syafii, Abdurrahman
bin Qasim, Abdullah bin Wahb, dan Waki’ bin Jarah.
Imam Malik wafat pada tahun 179
H. dalam usia 83 tahun. Meninggalkan warisan keilmuan yang sangat berpengaruh
dalah dunia islam. Madzhabnya tersebar dipakai oleh beberapa negara seperti
Maroko, Emirat, Bahrain, Qatar, Kuwait, Sudan, sebagian Mesir, Saudi bagian
timur, Afrika tengah dan barat. Penganutnya kurang lebih mencapai 150 juta
orang.

Request Imam Hambali gan
ReplyDelete